Spripim Kabaharkam
Polri - Perhimpunan Pengusaha Pasar Malam Indonesia (P3MI) sampaikan
keluh-kesah kepada pimpinan Polri terkait kesulitan yang dihadapi pengusaha
Pasar Malam selama Pandemi COVID-19.
Keluh-kesah itu
diterima oleh Kabaharkam Polri, Komjen Pol Agus Andrianto, yang mewakili
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis berdasarkan Nota Dinas Kapolri Nomor
B/ND-110/VI/HUM.1.3/2020, di Ruang Kerja Kakorbinmas Baharkam Polri, Kompleks
Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 16 Juli 2020.
Dalam kesempatan
ini, Ketua Umum P3MI, Agus Chandra, menyampaikan akibat pandemi sektor Pasar
Malam tidak bisa beroperasi. Pekerja Pasar Malam (teknisi wahana) yang
terdampak sekitar 54 ribu, yang tersebar di beberapa kabupaten. Kemudian
ditambah 310 ribu pekerja formal dan non-formal di sektor Pasar Malam juga
tidak dapat bekerja/berjualan.
Saat ini,
pemerintah telah menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dalam strategi
penanganan COVID-19. Beberapa sektor ekonomi pun dibuka kembali dengan
menerapkan protokol kesehatan. Hal ini bertujuan agar masyarakat tetap
produktif namun aman dari COVID. P3MI berharap Pasar Malam juga dapat diizinkan
sebagai sektor riil yang boleh beroperasi kembali.
"Dari P3MI
Siap melakukan sosialisasi, imbauan dan pemberian batasan-batasan di setiap
wahana atau area Pasar Malam agar protokol kesehatan dapat ditaati. Kendala
yang kami hadapi saat ini terkait perizinan yang sulit didapatkan. Kita sudah
mengajukan ke Gugus Tugas, namun di-over ke Polri. Dari Polri sendiri juga
meng-over ke Gugus Tugas," ungkap Agus Chandra.
Agus Chandra
berjanji, pihaknya tidak akan memaksakan membuka sektor usaha Pasar Malam di
daerah yang termasuk zona kuning, orange, dan merah dalam penanganan pandemi
COVID-19.
Selain itu, P3MI
juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan keluhan dari pekerja
di sektor Pasar Malam. Menurut Agus Chandra, banyak pegawai yang kesusahan dan
tidak bisa memenuhi kebutuhan kehidupan pokoknya dikarenakan pemilik Pasar
Malam sudah tidak mampu membiayai karyawannya.
"Sebagai
contoh, satu pasar malam berasal dari Jakarta, kemudian berpindah tempat atau
daerah lain untuk membuka Pasar Malamnya. Kemudian dikarenakan pandemi, tidak
bisa pulang dan membuka usahanya, sehingga pemilik dan karyawan tidak ada
pemasukan dan terlantar akibat tidak memiliki rumah dan uang untuk
pulang," kisah Agus Chandra.
"Bantuan dari
pemerintah pun tidak dapat mencukupi kebutuhan karyawan yang terlantar ini.
Sehingga kadang-kadang karyawan ini membagi sembako yang diterimanya untuk
digunakan bersama," tambahnya.
Menanggapi
keluh-kesah tersebut, Kabaharkam Polri berjanji akan meneruskan apa yang telah
disampaikan itu kepada Kapolri.
Dalam mengajukan
perizinan, Komjen Pol Agus Andrianto menyarankan pengelola Pasar Malam agar
melampirkan standar protokol kesehatan, di samping persyaratan dan kesiapan
yang dimiliki pelaku usaha tersebut. Bagi P3MI, ia menyarankan agar
menyampaikan kepada komunitas di wilayah agar berkoordinasi kepada Gugus Tugas
Percepatan Penanganan COVID-19 di wilayahnya masing-masing, provinsi maupun kabupaten,
terkait perizianan ini.
"Selama kita
menaati imbauan pemerintah dan menerapkan protokol kesehatan, Insyaallah,
semuanya akan lancar. Jadi silakan dari P3MI untuk secara perlahan membuka
sektor Pasar Malam dengan memperhitungkan kondisi, status wilayah, dan
lain-lain, dan yang tidak kalah pentingnya adalah penerapan protokol kesehatan
yang harus diutamakan," kata Komjen Pol Agus Andrianto.
Selain itu, Komjen
Pol Agus Andrianto juga menyarankan agar para pelaku usaha Pasar Malam meminta
pelaksanaan supervisi dari Gugus Tugas Daerah sebagai bukti kesiapan untuk
membuka kembali usahanya.
"Terkait
Bansos, apabila ada karyawan atau masyarakat yang terlantar dan tidak
mendapatkan Bansos dari pemerintah, agar P3MI menginfokan kepada para pelaku
usaha Pasar Malam ini agar datang ke Polda atau Polres untuk meminta Bansos.
Karena Polri atas perintah Presiden sudah menyiapkan bantuan sosial bagi
masyarakat yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah," ungkap Komjen
Pol Agus Andrianto.
"Kami
berterima kasih kepada P3MI karena kepeduliannya terhadap situasi seperti ini.
Dan berharap pada komunitas P3MI ini dapat membantu mempertahankan perekonomian
masyarakat melalui program-program padat karya," imbuhnya.