Pewarta, Madiun
- Harga eceran gula
diwilayah Madiun melambung hingga Rp. 17.500, yang sebenarnya harga eceran
tertinggi (HET)nya itu Rp. 12.500 memang cukup jauh perbedaannya.
Hal ini menjadikan
Bupati hendak berkunjung ke PG Pagotan dan PG. Rejoagung bersama Dinas
Disperindag dan OPD terkait dan angota kepolisian dan TNI untuk melihat kondisi
dan situasi dilapangan.
Dari penjelasan Bupati
saat melakukan wawancara dengan media, beliau mengatakan bahwa dengan melihat
situasi yang lagi ngetrend sekarang ini virus corona/covid19, kita sudah
lakukan antisipasi dari sisi semuanya, secara medis insyallah kesiapan ada dan
juga kita siapkan dampak-dampak lainya selain medisnya, termasuk dampak
ekonomi.
Dampak ekonomi sesuai
dengan laporan dari dinas perdagangan dan camat, bahwa harga gula melebihi HET,
makanya kita menanyakan ke PG. Pagotan dan PG. Rejoagung. Kita sudah komit
sama-sama dengan walikota dan forkopimda kota/kabupaten untuk siap menghadapi
situasi ini.
Bupati memperingatkan
kepada pedagang besar. Jangan main-main disini, saya tidak sepaham dengan
kartel. Jangan mempermain harga dengan memperhambat stok supaya harga bisa
naik, itu kan dinamakan kartel juga.
Harga gula naik sebelum
kita siaga corona, namun semuanya bisa diprekdiksi, sehingga mudah-mudahan
dengan silaturahmi kami ini harga kembali normal. Secara stok, saya paham
larinya kemana, sehingga saya peringatkan jangan macam-macam mencari keuntungan
dalam situasi seperti ini.
Lanjutnya, Pemkab akan
menyurati resmi, stok yang ada dipabrik gula ini. Supaya mendukung bulog
menstabilkan harga diwilayah kabupaten dan kota, sudah ada kespakatan antara
kita dengan kota, karena kabupaten yang menanam tebu dan pabriknya ada di kota.
Bupati menjelaska,
perlu diketahui PG tidak berwenang melakukan penjualan gula, namun ini sudah
ada tander di jauh-jauh hari, namun PG memelayani yang sudah memiliki DU, dan
DU ini sudah terdata pada PG pada waktu yang lalu, sehingga pedagang-pedagang
besar siapa-siapa sudah ada di data PG.
Munurut Bupati, Panik
Buying belum signikan, madiun memiliki 2 pabrik gula, yaitu di pagotan dan
rejoagung, jadi luculah jika harga naik secara signifikan. Kalau diluar madiun
tidak apa mereka bermain, namun kalau di madiun jangan, lha wong pabriknya ada
disini, tegas Bupati sambil berpamitan kepada media. (ik)