Oleh : Agung Santoso
Ketua DPP FMN (Forum Media Nusantara)
Tinggal
6 hari lagi, seluruh masyarakat di Indonesia,
utamanya para lembaga atau yang menamakan dirinya dari tiga jenis media,
diantaranya cetak, tv/radio, online, bakal memperingati HPN (Hari Pers
Nasional), tepatnya 9 Februari.
Semua lembaga yang bersentuhan langsung dengan
media, memanfaatkan momen HPN 2020 yang peringatannya tahun ini di pusatkan di
Banjarmasin Kalimantan Selatan
Tiap peringatan HPN diharapkan tidak sekedar
menggelar berbagai kegiatan, seperti pemberian penghargaan, seminar, bhakti sosial,
olahraga, hiburan.
Akan tetapi yang paling mendasar saat ini menguatkan
kembali rumus 5 W + 1 H dan mengangkat hal yang baru untuk melengkapi 5W + 1 H, yakni TGF (Tidak
Ghibah! dan Fitnah)
Bagi para wartawan yang cukup lama malang melintang di berbagai
media, wartawan yang sudah mengikuti pelatihan-pelatihan bahkan yang sudah
menyandang wartawan muda, madya, utama
setelah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan mungkin bukan hal menarik 5 W ++ 1H
untuk diangkat kepermukaan bahkan bisa jadi mungkin TGF (Tidak Ghibah/Fitnah)
pun dianggap sangat sensitif bila dipakai kontrol membuat pemberitaan.
Menilai berita yang dimuat diberbagai jenis media
sesuai rumus 5 w + 1H dan didukung TGF tentu butuh waktu dan pikiran yang
ekstra. Artinya harus fokus, netral dan mampu mengkombinasikan keilmuan jurnalistik beserta berbagai aturan dengan
keilmuan agama bahkan lebih lengkap lagi mempunyai ilmu laku, tidak hanya
berteoritis tapi mampu memberi contoh dalam sebuah pemberitaan.
Sebuah contoh :
Seorang wartawan meliput berbagai berita kasus, misal ada perampokan,
pembunuhan, perselingkungan, korupsi atau yang mengandung unsur kriminal
lainnya, berita yang disajikan tentu kejadian yang baru terjadi, sesuai data
dan fakta, namun untuk memberikan info lengkap
pelaku tidak jarang wartawan menulis ulang sepakterjang pelaku selama
ini kepada masyarakat pembaca.
Mengungkap kilas balik kejelekan sesorang, baik
dalam bentuk pembicaraan yang melibatkan satu , dua orang atau lebih bahkan
ditulis dalam sebuah pemberitaan sebenarnya tidak perlu terjadi, karena bisa
dimungkinkan kilas balik kejelekan jika data tidak sesuai dengan kenyataan
(tidak akurat) menjadi masalah baru, yakni Fitnah.
Mari dengan momen HPN tahun 2020, kita, utamanya
masyarakat pers saling bahu membahu , saling mengingatkan, saling memberi
keilmuan, saling peduli meski tidak harus bertatap muka, tapi sebuah niat
ikhlas karena Allah tanpa ego, tanpa pamrih, tanpa ujub untuk membangun negeri
kita melalui informasi. Kita yakin Hidayah dari Allah tidak pernah lepas setiap
langkah Kita###Surabaya 3 Feb 2020###