Pewart, Padang Lawas - Pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah harus memiliki kualitas, dan memiliki ketahanan yang telah direncanakan agar dana yang telah dikucurkan tidak sia sia dan merugikan keuangan Negara.
Pembangunan Abudment Jembatan Desa Sibualbuali Kecamatan Ulu Barumun yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Padang Lawas melalui Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat ( PUPR ) Palas TA. 2019, dan dipercayakan sebagai pelaksana CV Sultan Jaya Mulya, hingga saat ini belum selesai atau dalam masa ademdum.
Proyek bernomor kontrak 630/17/WIL I - BM/SPKKHS/X/2019, dengan penawaran terkoreksi senilai Rp 3,8 milyar lebih, mutu dan kualitasnya dipertanyakan warga setempat.
Seperti halnya pengakuan beberapa warga yang identitasnya tidak mau dipublikasikan, Jum'at (17/01/2020) mengatakan, kami warga desa setempat yang setiap harinya melintas dan melihat proses pengerjaan Abudment jembatan, kami kurang mengerti bagaimana hasil suatu bangunan disebut bagus dan berkualitas.
Hanya saja sekalipun kami orang awam, muncul dalam pikiran kami apakah pelaksanaan pengecoran itu bisa bertahap atau sepotong sepotong dalam artian tidak harus selesai langsung.
”katanya, hari ini ngecor besoknya istirahat, lusa baru dilanjutkan lagi” sehingga pelaksanaannya sambung menyambung".
"Kami khawatir bangunan abudment yang diawasi PT Pelita Buana sebagai konsultan pengawas itu tidak berkualitas, setelah kami tau bahwa saat pengecoran, yang seharusnya memakai alat Mesin penggetar beton (Vibrator Beton) namun kami tidak melihat adanya mesin itu, yang terlihat hanya beberapa molen cor", ucapnya.
Yang kami khawatirkan ternyata benar, setelah cetakan pasangan Abudment itu dibuka sangat kelihatan hasil pengerjaan cornya terlihat terputus putus tidak menyatu atau sebadan, sehingga terlihat adanya rongga rongga pada Abudment tersebut, sekalipun telah ada yang poles poles menutupi rongga rongga tersebut, namun malah polesan itu makin menunjukkan pertanyaan... kenapa muncul polesan..?
Dengan fakta ini kami sangat mengkhawatirkan ketahanan dan kualitas bangunan abudment ini, sementara kita tau beban yang akan dipikulnya cukup berat mancapai ratusan ton.
"Kami sebagai warga berharap agar pihak Pemerintah ataupun yang berwenang (BKP-RI Wilayah Sumut) benar benar memeriksa dan menguji hasil pengecoran yang dikerjakan tanpa menggunakan mesin penggetar beton dan ready mix, agar bangunan yang biayanya miliyaran Rupiah ini tidak sia sia, dan dapat merugikan keuangan Negara", jelas warga.
Kami juga menduga PT Pelita Buana selaku konsultan pengawas dan pejabat Dinas Pekerjaan Umum Palas tidak maksimal dalam mengawasi, terkesan adanya kongkalikong dengan pihak pelaksana, atau kemungkinan pihak konsultan tidak memiliki kemampuan untuk mengawasi dan keprofesionalannya diragukan sebagai konsultan.
Pejabat pengawas Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (DPUPR) Palas Syahrial Siregar, saat dihubungi melalui selular, Jum'at (17/01/2019), membenarkan adanya rongga dan berlubang pada hasil pengecoran.
Benar masih ada rongga dan berlubang, ini harus diperbaiki pihak ketiga, hal inipun telah kami sampaikan ke pihak kontraktor sewaktu Provisianal Handover (PHO), masalah pemakaian Vibrator beton kita ada bukti Vidionya.
ucapnya.
Hal senada juga diakui oleh pihak pelaksana CV Sultan Jaya Mulia, melalui selular, Sein mengatakan benar masih ada hasil pengerjaan yang kurang bagus, dan itu akan kami perbaiki karena masih dalam tahap pemeliharaan.
"Nanti kita perbaiki yang kurang baik, cuma saya tidak bilang dengan menggunakan dana jaminan pemeliharaan (Retensi) karena bangunan Abudment tersebut masih masa pemeliharaan", kami tanggung jawab yang kami kerjakan, tegasnya
Sementara Anggota DPRD Padang Lawas H Puli Parisan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dengan singkat hanya mengatakan via selularnya, baik nanti kita survey kembali.
(Bonardon/BERITAistana.com)