Pewarta, JEMBER - Kini Lumajang punya
destinasi wisata baru, yaitu Desa Eduwisata Burno, di Kecamatan Senduro. Soft opening Desa Burno sebagai
destinasi eduwisata ditandai dengan kunjungan tamu pertama yakni pengurus Yayasan
Permata Hati Lumajang bersama keluarga, sejumlah 150 orang. Mereka menikmati
eduwisata berupa paket wisata peternakan kambing dan sapi, paket wisata
perkebunan pisang kirana, petik salak, ada juga paket wisata hutan yang diisi
dengan pengenalan fungsi dan manfaat hutanselama dua hari (25-26/1). Uniknya,
di hari Minggu para wisatawan perdana ini diajak turut serta mengikuti Pasar
Pinus, pasar bernuansa jadoel yang menggunakan biji pinus sebagai alat pembayarannya.
“Alhamdulillah, hasil kerja keras seluruh
kawan-kawan di Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Jember Kampus Lumajang mendampingi warga Desa Burno semenjak bulan
Oktober tahun lalu akhirnya terbayar lunas, Desa Eduwisata Burno terwujud.
Tentu saja keberhasilan ini juga berkat kekompakan warga Desa Burno melalui
Badan Usaha Milik Desa Anoman Burno yang dengan penuh semangat mempersiapkan
seluruh fasilitas pendukung,” ungkap Anggia Astuti, salah satu dosen Universitas
Jember Kampus Lumajang yang sejak awal mendampingi warga Desa Burno melalui kegiatan
sekolah desa. Pembukaan desa Eduwisata Burno juga dihadiri oleh Lantin
Sulistyorini, Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Rasa puas juga ditunjukkan oleh para tamu, seperti
yang disampaikan oleh Ika Sari Rahmanita. Menurutnya paket eduwisata yang
disiapkan oleh Bumdes Anoman Burno sangat pas bagi keluarga, terutama paket eduwisata
seperti mengenal perkebunan pisang dan salak, serta perah susu kambing. “Anak-anak
jadi tahu bagaimana proses pohon pisang ditanam hingga dipanen, bahkan
berkesempatan petik salak sendiri. Untuk saya sendiri, fasilitas kegiatan out bond-nya oke banget, bisa melatih
kekompakan sambil merasakan kesejukan hutan Siti Sundari yang ada di tengah
alam pegunungan,” cerita Ika yang juga seorang dokter ini.
Untuk mempersiapkan Desa Burno menjadi Desa
Eduwisata berbasis Agronursing, Universitas Jember Kampus Lumajang telah
melakukan banyak hal melalui kegiatan sekolah desa. Diantaranya memberikan pelatihan
desa eduwisata dan pelatihan agronursing kepada warga setempat, studi banding ke
lokasi wisata, hingga pendampingan dalam pembentukan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes). “Yang membedakan dengan desa wisata lainnya adalah kami mengusung konsep
eduwisata berbasis agronursing. Jadi tidak hanya menawarkan keindahan alam
saja, tapi ingin memberikan pengalaman berbeda bagi wisatawan misalnya saja
seperti bagaimana cara beternak kambing Senduro, bagaimana proses penanaman
hingga panen pisang Kirana, serta pengetahuan akan bagaimana menjaga
kelestarian hutan,” jelas Anggia Astuti.
Konsep eduwisata tersebut kemudian disokong oleh
konsep Agronursing yang menjadi ciri
khas Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Kampus Lumajang. Agronursing sendiri adalah penatalaksanaan manajemen pelayanan
keperawatan dan asuhan keperawatan, dalam ruang lingkup pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan serta agroindustri. “Konsep agronursing ini kami
wujudkan dalam materi yang kami berikan
dalam Sekolah Desa, semisal pengenalan dan pemahaman
akan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 di area pertanian dan
peternakan. Warga Desa Burno kami latih menggunakan alat pelindung diri saat
bekerja di lahan dan kandang ternak, termasuk praktik mencuci tangan yang
benar. Prosedur ini juga akan diterapkan kepada wisatawan yang
berkunjung ke Desa Burno,” imbuh Anggia Astuti.
Untuk daya tarik keindahan alam, Desa Burno tak
perlu diragukan lagi pasalnya letaknya berada di kaki Gunung Semeru. Wisatawan
akan merasakan kesejukan khas desa di pegunungan yang penduduknya sebagian
besar memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak ini. Desa Burno
juga memiliki areal rest area Siti
Sundari yang berupa hutan pinus yang tak jauh dari lokasi air terjun Watu Silo.
Rest area Siti Sundari juga menjadi
lokasi bagi wisatawan untuk berkemah dan kegiatan Pasar Pinus di setiap hari
Minggunya, juga pusat dolanan anak. Namun bagi wisatawan yang enggan berkemah,
Bumdes Anoman Burno sudah menyediakan home
stay yang mampu menampung 150 orang. Sementara itu andalan makanan yang disediakan
antara lain keripik pisang, susu kambing Senduro, kripik talas dan kripik
singkong. Pengunjung pun bisa menikmati masakan ala ndeso.
Keberadaan destinasi wisata Desa Eduwisata Burno
tak lepas pula dari peran serta mahasiswa Universitas Jember yang terjun
melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematis Desa Wisata kelompok 40 di
Desa Burno. Para mahasiswa ini membantu mempersiapkan penyambutan tamu pertama
di Desa Burno, mulai dari menyiapkan fasilitas wisata, menjadi guide hingga mempromosikan keberadaan
Desa Eduwisata Burno melalui media sosial. Bantuan dan bimbingan Universitas
Jember ini mendapatkan apresiasi dari Tohar, Ketua Bumdes Anoman Burno. “Kami
merasakan manfaat nyata dengan adanya pendampingan dari Universitas Jember
Kampus Lumajang. Oleh karena itu walau kegiatan eduwisata di Desa Burno sudah
dibuka, tetapi kami ingin agar pendampingan dari Universitas Jember Kampus
Lumajang terus berjalan,” ungkap Tohar. (iim/ich)