Pewarta, Madiun
- Untuk memberikan
pelindungan dini dan pelindungan diri kepada Calon Pekerja Migran Indonesia
(CPMI), Deputi Bidang Perlindungan Dr. Anjar Prihantoro BW, SE, MA bersama Tim
mengunjungi Pemerintah Kabupaten Madiun mengajak bekerjasama dalam bentuk
pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan pengangguran di Indonesia khususnya
di Kabupaten Madiun.
Deputi Pelindungan
ditemui secara langsung oleh Bupati Madiun H. Ahmad Dawami bersama Staf Ahli, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kepala. Dinas Perdagangan dan Industri di Pendopo
Ronggo Djoemeno, Kamis (23/1/220)
Mengingat jumlah
masyarakat Kabupaten Madiun yang banyak bekerja keluar negeri, membuat
kementerian tenaga kerja RI tertarik untuk mengajak Pemerintah Kabupaten Madiun
bekerjasama yakni memberikan Pelatihan kepada Calon Pekerja Migran dan kepada
keluarga para Pekerja Migran Indonesia untuk mendapatkan keterampilan, sehingga
untuk calon pekerja migran asal Indonesia ini nantinya apabila bekerja diluar
negeri tidak hanya sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) namun dapatnya bekerja di
bidang teknis dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu
sebelum berangkat keluar negeri.
Begitu juga kepada
keluarga Pekerja Mirgran agar mendapatkan ketrampilan dengan cara diberikan
pelatihan ketrampilan, sehingga nantinya uang yang dikirim oleh para Pekerja
Migran kepada keluarganya yang ada di tanah air dapat dijadikan investasi
sehingga mereka dapat hidup berkelanjutan,” kata Deputi Perlindungan Dr. Anjar Prihantoro.
Sementara itu Bupati
Madiun H. Ahmad Dawami dalam pertemuan menjelaskan, bahwa sebenarnya beliau
tidak sepenuhnya mendukung masyarakat Kabupaten Madiun untuk bekerja di luar
negeri. Karena kebanyakan mereka yang bekerja di luar negeri hanya
sebagai pekerja rumah tangga. Ada 3200 di Kabupaten Madiun pencari kerja,
Bupati mengiginkan pemberdayaan masyarakat diutamakan, ini dimaksud agar untuk
menyiapkan para masyarakat Kabupaten Madiun agar siap bekerja, ungkapnya.
Lanjut Bupati, bahwa
Pemerintah Kabupaten Madiun siap menerima berbagai Program Kegiatan
dari pusat, namun sebelum menerima program tersebut Pemkab Madiun harus
menyiapkan dahalu, seperti data dan lain sebagainya, sehingga anggaran yang
akan diserahkan ke Kabupaten Madiun tidak mubazir dan tepat sasaran. Bupati
juga ingin menghilangkan madset masyarakat, agar mereka tidak hanya menunggu
bantuan dari pemerintah, namun yang diutamakan adalah kebersamaan,
gotongroyong, inovasi dari masyarakat itu sendiri, itu karena para pencari kerja
ini masyarakat yang masih produktif.
“Sebenarnya masyarakat
madiun sudah banyak yang kreatif, namun mereka masih bingung bahan baku dan
pemasarannya, ini yang menjadi PR Pemkab”. Beliau mencontohkan
banyak Industri Kecil Menengah di kabupaten madiun seperti pembuatan tas rajut
dan sangkar burung, mereka masih kesulitan bahan baku bambu, sehingga beliau
mengarahkan masyarakat setempat untuk menanam bahan baku itu, dan melalui Dinas
Industri dan Perdagangan untuk memfasilitasi pemasarannya.
Bupati sempat menunjukan
kartu untuk anak-anak yatim piatu, kartu ini dimaksud agar anak yatim piatu ini
mendapat perhatian khusus, baik kehidupannya, sekolahnya dan lain sebagainya.
Ini sebagai pengentasan kemiskinan yang dilakukan Pemkan Madiun. Sehingga
diharapkan dengan adanya bantuan program dari kementerian tenaga kerja RI ini
nanti dapatnya menyentuh para anak yatim piatu kedepannya.
(don-nang-st, Foto hari)