Pewarta,
Jakarta - Menjelang Munas Partai Golkar Pada 4-6 Desember
2019 Berita mengenai Akan aklamasinya Airlangga semakin Sengat tercium, hal ini
membuat gerah para lawan politiknya.
Strategi aklamasi membuat para lawan ketar ketir,
tapi ingat Golkar bukan Partai pribadi seperti Partai lain, disini demokrasi
sangat hidup dan dinamis
Apakah mungkin Airlangga sedang dijebak oleh timnya?
Isu Aklamasi boleh berhembus tapi menuju 4 Desember masih ada perubahan yang
akan terjadi. Bisa jadi Airlangga di habisi dulu amunisinya oleh tim
internalnya, di politik semua soal kepentingan dan tidak Jauh dari urusan
perut, Tutur Aktivis Partai Golkar, Sofyan Ahmad.
Partai Golkar paling dinamis diantara partai lain,
kalau Partai lain Sudah menjadi dinasti untuk pimpinan tertingginya. Saya ingin
Partai golkar bisa merubah Arah demokrasi kita, dari demokrasi elitis menuju
demokrasi Deliberatif.
Salah satu unsur demokrasi deliberatif di dedikasikan
untuk banyak orang, bukan demi perseorangan atau golongan. Sejalan dengan Hal
itu Pada munas Partai Golkar Nanti Harus ada banyak calon yang bertanding bukan
melalui aklamasi. Jika Aklamasi terjadi Akan terjadi stagnanisasi perkaderan di
Partai Golkar, Ucap Sofyan Ahmad. (16/11-19)
Jadi, menurut saya BAMSOET sangat cocok dan calon
yang realistis untuk memimpin partai beringin, saya ingin dari tangannyalah
demokrasi deliberatif itu dikedepankan bukan seperti saat ini demokrasi elitis,
Tegas Aktivis Partai Golkar, Sofyan Ahmad. (Sf)