Abdurrahman
Wahid atau yang kerap dipanggil dengan sebutan Gus Dur lahir di Jombang 04
Agustus 1940. Siapa yang tidak mengenal beliau, seorang bapak bangsa yang
pernah menjadi orang nomor satu di NU dalam masa-masa akhir menjelang runtuhnya
orde baru itu. dan pernah pula menjadi orang nomor satu di republik ini sebagai
presiden ke-4 Indonesia. Sosok yang penuh kharisma tersebut ternyata masih
memiliki nasab dari tokoh-tokoh di Ponorogo. Sebuah Kabupaten yang berada di
ujung barat Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Kabupaten
yang terkenal dengan budaya Reog dan Waroknya.
Tak
banyak yang tahu memang, kalau ternyata ada darah Ponorogo yang mengalir dalam
diri Gus Dur. Hanya beberapa orang saja mungkin. Dan saya kira kalangan
Nahdliyyin pun juga tidak banyak yang tahu perihal asal-usul tokoh kharismatik
yang banyak dikenal sebagai bapak pluralis Indonesia itu. Kebanyakan orang akan
lebih mengenal Gus Dur sebagai keturunan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari
pendiri Jam'iyyah Nahdlatul Ulama' dan putra dari KH. Wahid Hasyim. Sementara
mengenai nasab ke atas dari tokoh mana saja Gus Dur berasal memang tidak banyak
yang mengetahui.
Saya
sendiri selaku orang asli Ponorogo awalnya juga tidak mengetahui akan hal
tersebut. Informasi tentang kebenaran jika Gus Dur merupakan keturunan salah
satu tokoh di Ponorogo baru saya ketahui sekitar beberapa waktu terakhir ini.
Semenjak keaktifan saya napak tilas dengan malakukan ziarah makam di beberapa
makam Auliya dan tokoh-tokoh di seputar Ponorogo. Dari sekian banyak makam
tokoh yang saya kunjungi ternyata salah satunya merupakan nenek moyang dari Gus
Dur.
Dalam
beberapa kesempatan memang Gus Dur sendiri pernah mengatakan jika dirinya
memiliki leluhur di di Ponorogo. Lalu siapakah tokoh di Ponorogo yang merupakan
kakek buyut Gus Dur tersebut?. adalah Ki Ageng Nolojoyo atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Ki Ageng Prongkot memiliki nama asli Raden Dugel Kesambi. Beliau
merupakan kakek buyut Gus Dur dari jalur sang ayah. Ki Ageng Prongkot sendiri
merupakan salah satu Adipati Sumoroto, Ponorogo atau Adipati Kuta Kulon (Kota
Barat) pada akhir abad ke 17 M dibawah naungan kerajaan Mataram. Dahulu memang
sebelum nama Ponorogo dengan teritorial yang seperti dikenal saat ini, Ponorogo
merupakan gabungan dari beberapa Kabupaten. Salah satu kabupaten itu adalah
Kuta Kulon. Sebuah Kabupaten yang saat itu berpusat pemerintahan di daerah
Bantarangin, Kauman. Sebutan Kuta Kulon karena memang daerah ini berada di sisi
barat wilayah Ponorogo sekarang.
Ki
Ageng Prongkot sendiri secara nasab masih memiliki hubungan dengan Panembahan
Senopati/Ki Ageng Sutawijaya raja pertama Mataram. Yang secara berurutan
demikian garis nasab Ki Ageng Prongkot dengan Panembahan Senopati. Panembahan
Senopati Sutawijaya (Raja Pertama Mataram) - Pangeran Pringgoloyo - Raden Aryo
Padureso (Adipati Gresik) - Raden Panji Dreposentono (Adipati Gresik) - Ki Ageng
Abdul Imam (Adipati Sumoroto, Ponorogo) - Ki Ageng Prongkot Nolojoyo (Dugel
Kesambi/Adipati Sumoroto, Ponorogo). Ki Ageng Prongkot kemudian berputra Raden
Bagus Harun atau yang kemudian dikenal dengan sebutan Ki Ageng Basyariyah
(Sewulan-Madiun). Dari Ki Ageng Basyariyah hingga ke Gus Dur, begini
silsilahnya: RR. Bagus Harun (Ki Ageng Basyariyah) – RRM. Muh Santri – RM
Maklum Ulomo – RM. Mustaram I – Ny. R. Mas Muh Ilyas – Ny. RRM Hasyim Asy’ari –
KH Wachid Hasyim – KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Tidak
banyak atau boleh dikata hampir tidak ada literatur yang mencatat tentang
keberadaan Ki Ageng Prongkot Nolojoyo. Hanya cerita dari mulut ke mulut saja
yang sampai saat ini yang sedikit memberi gambaran tentang kepribadian Ki Ageng
Prongkot. Beliau dikenal sebagai seorang yang gagah dan pemberani seperti pada
umumnya tokoh-tokoh di Ponorogo, Adipati yang arif dan bijaksana dengan
kepribadian Waroknya. Sosok yang dekat dengan masyarakatnya dan hidup sederhana
walaupun beliau merupakan seorang pembesar di Ponorogo. Sehingga wajar dengan
kesederhanaan beliau ketika meninggalnya pun, makam beliau berada di pinggir
dan lebih dekat di desa. Berbeda dengan kebanyakan tokoh pembesar lainnya yang
kebanyakan ketika wafat dimakamkan berderetan dengan pembesar-pembesar lainnya
yang berada di pusat-pusat pemerintahan. Makam Ki Ageng Prongkot berada di
dekat pesawahan penduduk tepatnya di Desa Tosanan, Kecamatan Kauman, Ponorogo. 15
menit perjalanan dari pusat kota Ponorogo.
Melihat
nasab Gus Dur salah satunya berasal dari Ponorogo, sehingga wajar jika
kepribadian beliau sangat pemberani dan bijaksana. Kepribadian yang mewarisi
karakter warok Ponorogo. Meskipun beliau seorang pembesar namun tetap
sederhana. Tidak menampakkan kebesarnnya tetapi justru lebih dekat dengan
masyarakat dengan segala kehidupannya.
Ponorogo,
18 Desember 2018
Erwan
Dwi Wahyunanto-Ketua Umum PC PMII Ponorogo